Dari LoA sampai Departure

Dari bulan Maret kemarin saya sedang sibuk-sibuknya mengikuti tes bhs inggris IELTS. Saya di sini tidak akan memberi tips, karena saya sendiri juga tidak jago amat.. Hehe.. Tapi saran saya satu: perbanyak latihan sendiri dan biasakan dengan soal2 IELTS (terutama listening), karena soal IELTS tidak bisa diulang, jadi harus biasakan dengan soal2nya. Selanjutnya perbanyak doa dan berserah diri… 😉

Sampai akhirnya saya memperoleh nilai pas dengan min. score requirement. Alhamdulillah bisa daftar dan mengisi aplikasi online di website universitas. Untuk para siswa yang mengambil master, maka perlu bagi mereka memenuhi syarat yang ditentukan oleh universitas, termasuk IELTS. Tapi, temen2 yang mengambil doktor, tidak perlu syarat2 tersebut, yang diperlukan adalah kontak dengan profesor yang sesuai dengan bidangnya dan mengajukan diri untuk melanjutkan sekolah s3. Karena saya masih mengambil master, jadi saya harus memasukkan persyaratan admission universitas, seperti,

  1. Ijazah, transkrip (beserta beberapa lembar kopian legalisir dari universitas kita), bila itu masih dalam bahasa Indonesia, maka perlu diterjemahkan dalam bahasa Inggris, sebaiknya melalui penerjemah tersumpah.
  2. Paspor (untuk yang ini tentatif, tidak semua admission diminta.)
  3. Kopian IELTS yang sudah dilegalisir (tapi kita tidak mungkin dapat legalisiran, kita harus meminta kepada lembaga penyedia IELTS untuk mengirimkan original copy IELTS dan kita harus membayar biaya pengiriman tersebut.)
  4. Surat rekomendasi dosen / pembimbing kita yang dulu.
  5. Surat rekomendasi dari atasan kita.
  6. CV (curriculum vitae), bila ingin mendaftar di Eropa, sebaiknya menggunakan format yang dari Europass.
  7. Deskripsi dari mata kuliah yang pernah kita ambil (Silabus)
  8. Rangkuman / proposal riset (jika perlu)

Bila semua dokumen sudah lengkap, maka mendaftar sekolah akan menjadi lebih mudah. Kemarin saya mendaftar ke 2 universitas, pertama Eindhoven dan kedua Twente. Untuk keduanya berbeda cara pendaftaran tapi dokumen yang diperlukan SAMA. Untuk mendaftar di Eindhoven perlu mengisi aplikasi online dan terakhir mengirimkan dokumen di yang saya sebut tadi langsung ke universitasnya melalui pos. Karena itu untuk legalisir ijazah, transkrip, dan terjemahan sebaiknya disiapkan lebih dari satu bila ingin mendaftar ke beberapa universitas.

Selanjutnya tinggal mengirim ke alamat tercantum di aplikasi online. Bisa melalui pos indonesia atau dengan jasa DHL. Biaya pengiriman dokumen ke Belanda melaluri Pos Indonesia jauh lebih murah dibandingkan lewat DHL, bisa separuhnya Brooooow…. Pos Indonesia hanya Rp. 381.124,- (waktu pengiriman 5 hari kerja), sedangkan DHL Rp. 714.042,- (waktu pengiriman 2 hari kerja).

Tinggalkan komentar