a bunch of love in Würzburg.. (Euro Trip III)

Ini pas seminggu kepulangan, kok tetep insomnia ya? Do any suggestion for coping this sleeping disturbance?

Ohya, kenapa judulnya ada love2nya? Karena kota itu sangat romantis dan sangat menjaga kearifan lokalnya. Entah knp aku masih berpikir bahwa kemarin mimpi, tak menyangka sepulangnya dari sana masih terbayang2 keindahannya. Padahal waktu di sana, malah pengen pulang terus kepikiran yang di rumah.

I hope I am going there for the second time, of course with lovely family.

3 Desember 2013

Perjalanan siang itu, dimulai dari st. Lauda ke st. Würzburg Hbf. Dengan baik hatinya, supplier Jerman mengantar kami sampai st., membantu membelikan tiket, memberi kami peta hotel (menyarankan jalan kaki) dan langsung “Tschüss”..

Sekitar jam 12.10 kami berangkat ke Würzburg Hbf, perjalanan ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Kebetulan kami pulang barengan dengan selesai sekolah, jadinya wadeew rempong banget deh, banyak anak2 sekitar sd-smp rame bgt, cerita2, daaan berisik.. hehe.. Jadi seperti kita di Jakarta, misal anak2 kita sekolah di Jakarta naiknya dari st. Tanah Abang menuju st. Serpong dan sekitarnya, tapi nyaman banget, penumpangnya sedikit (heran, yg lain2 org dewasanya kemana semua ya?) dan hanya anak2 itu, paling yang dewasa satu dua org (kami aja) sisanya anak2 (berisik itu). Jadi seperti naik bus jemputan sekolah (*berasa seumuran gitu).. haha..

Sesampainya di st. Würzburg Hbf. kami langsung menuju hotel yang sepertinya setelah jalan kaki sekitar 1,5 km, lumayan juga kalau jalan sih gak terlalu lelah, tapi kita bawa koper segedhe gambreng itu yang bikin tangan linu. Huahaha…

Setalah sampai hotel Ib*s, kita speechless pas lihat dalamnya. Jauh lebih sempit dari hotel R*benhof, kira2 cuma selebar ruang tamunya di sana (*paling 3,5 x 4). Trus tidak ada fasilitas apa2, no bathroom kit (sikat gigi, shampoo, sabun, shower cap, dll. *parah*), dan no heater (tidak ada teh, kopi dan air mineral *lebih paraah lagi*). *widiih annoying bgt. Gimana kalau pas malam2 pengen ngopi dan ngeteh? Akhirnya telp resepsionis, “Mbak, ada air panas gak?” “Kalau ingin air panas turun ke bawah” “Mbak, bisa nyediain heater di kamar gak?” “Nggak bisa, kalau ingin air panas langsung turun ke bawah dan gak ada pelayanan kamar.”

Kurang lebih begitu info dari resepsionis. Heran ya? Bener2 harus mandiri deh hanya karena ingin air panas. Malam itu kami akhirnya keluar melihat2 daerah setempat, sekalian beli makan malam. Jalanan sepi (*sekali lagi mungkin karena bukan kota besar*) hanya terlihat beberapa mobil, apalagi orang di luar, bisa dihitung dengan jari. Terlihat ada restaurant Asia tapi harga lumayan karena kita lihat sekitar 12 €/makan/orang. Karena perut agak kembung gara2 makan malam daging rusa gak jelas, kami memilih untuk pizza saja (*roti*). Kami memesan ukuran sedang, 26 cm, lumayan juga untuk perut orang Asia (*dan lebih romantis pastinya*). Waktu pun cepat berlalu, kami bersiap menghadapi hari ini esok tanpa rencana, hanya berbekal peta lokasi lokal yang tertera lokasi2 wisata/unik dari kota Wuerzburg.

4 Desember 2013 – 5 Desember 2013

Perjalanan dari Ibis menuju market square. Kenapa ya pasti hal pertama yang diserbu adalah pasar? (sampe pake underline dan bold) sebegitu pentingnya tempat ini buat kami. Karena lha gimana, belum berangkat aja uda banyak yang minta oleh2..Yaa elaah! huuuff, pijit2 kening. *pusing* “Jeng jgn lupa oleh2nya yaaa?” Padahal sayah dan temen saya itu pengen hidup bebas seperti burung, ahahahay lebay. Kita orang Indonesia, jiwa kekeluargaannya sangat erat, jadinya temen gue dong beli 10 snow ball tau gak?? Sayah sendiri beli 5 snow ball untungnya (karena 1 nya titipan temen kantor)

“Don’t say you want to buy snow ball again…  I can’t believe it you’ve just bought snow balls again.” katanya penjualnya sambil mengetawai kami. *Kami juga tidak percaya dg kenyataan ini*

Yaelaah, biasa aja kali mbaaak… kita orang Indonesia you know? Bu dhe, Bu lik, kakak, adik, pembantu, ponakan, jgn lupa masukin ke list “gift member” (temen sayah sampai bikin daftar org yang akan menerima snow ball). Uda bolak balik 3 kali ke toko souvenir itu buat beli snow balls secara toko souvenir itu yang jual snow balls termurah setelah survey kemana2. Untungnya saya cuma keluarga kecil saja, jadi hanya kel suami saya dan kel. saya, itu pun gak ribet dibanding temen saya. Hehehe..

Oleh selanjutnya yang kita serbu adalah gantungan kunci, masalahnya adalah harga dari gantungan kunci ini 5,29 € bo’ (kurs-in sendiri). Terus temen2 kantor dikasi apa? (Nah, saking eratnya kekeluargaan, kami juga secara tersirat tidak wajib membawa oleh2), akhirnya karena mahal kami pun membawa sekitar 45 pernak pernik asal Jerman ini, lumayaan juga khan? Tapi, sisi baiknya hal itu menunjukkan bahwa kita orang Indonesia saling peduli satu sama lain. We love Indonesia!!

Berikut ini foto2 Wuerzburg yang terambil oleh kami.

IMG_1867

st. Wuerzburg Hbf

Penulis nampang di st. Wuerzburg Hbf

IMG_8495

Nampang lagee di depan Kultur Speicher *Yaelaah*

IMG_8523

Temen dan penulis di Alter Kranen berlatarkan Fortress (Festung) Marienberg

Pasar!!!

Sayur dan buah2an di Market square

Sayur dan buah2an di Market square

Snow ball *lagii* dan pernak pernik yang dijual di Market square

Snow ball *lagii* dan pernak pernik yang dijual di Market square

Teman penulis belanja di Market square

Teman penulis belanja di Market square *ck..ck..ck*

(*Jgn pasar lagi…*) oke..oke..

Julispital

Juliuspital prominade

Penulis mejeng di gerbang Wuerzburg Residenz

Penulis mejeng di gerbang Wuerzburg Residenz

Wuerzburg residenz (*Penulis pengen ikutan kece*)

Wuerzburg residenz (*Penulis pengen ikutan kece*)

di Würzburg's Old Main Bridge (Alte Mainbrücke) *plis abaikan org yg nampang*

di Würzburg’s Old Main Bridge (Alte Mainbrücke) *plis abaikan org yg nampang*

Gembok cinta di Würzburg's Old Main Bridge (Alte Mainbrücke)

Gembok cinta di Würzburg’s Old Main Bridge (Alte Mainbrücke)

Sebetulnya banyak lagi foto2nya, tapi itu2 yang bagus2..(*yang lain foto narsis*) ahahahay.. Udahlah yaah ini uda gak wajar penulis terlalu banyak nampang..

Sampai dengan hari terakhir pun, kami habiskan dengan jalan2 dan makan kebab di kedai pinggir jalan seharga 4 €. Rasanya kami ingin lebih lama menikmati kota di sisi lain juga ingin cepat pulang karena keluarga terkasih menunggu kedatangan oleh2 kami (dan tentu saja dompet sudah  menjerit)).

Yang pasti pengalaman itu membuka pikiran sayah bahwa kadang kita seenak2nya membuang sampah sembarangan, corat-coret di tempat umum apalagi tempat wisata, padahaal tempat2 wisata itu adalah sejarah dan budaya yang merupakan warisan bangsa paling berharga yang harus kita jaga sebaik2nya, karena sejarah dan budaya menunjukkan identitas bangsa yang sesungguhnya.

Sebenarnya bersikap ramah, murah senyum, pelayanan prima, rapi, bersih, dan indah juga aset lho.. Padahal itu bisa bernilai investasi yang tinggi. Bayangkan punya kota wisata yang bersih, rapi, dan nyaman? Berapa banyak wisatawan yang datang berlibur? berapa banyak souvenir yang terjual? Berapa banyak makanan yg terjual? Hotel laris manis!! Berapa banyak yang akan dipekerjakan? Sungai2 di Jakarta bisa dipake wisata boat? Guide, petugas hotel, penjual souvenir, penjualan makanan, petugas security, petugas kebersihan, penjual baju, petugas boat?? See, bisa bayangkan??? Besarnya impact dari hidup bersih, rapi, dan serius dalam bekerja???

Sayangnya, kadang kita sembrono, bangun ini itu tanpa perhitungan, jalan asal tambal, gak serius mengadakan trayek angkot, sering kecopetan di pinggir jalan, jual makanan sembarangan campur ini itu zat kimia dan pewarna, jualan sambil cemberut. Gimana mau narik wisatawan? Orang ogah dong, maunya wisata malah apes…

dan seenak2nya di Würzburg, masih enak kumpul keluarga dan makan nasi+sate!!

Auf wiedersehen Würzburg!!

Dankè Schoen (matur nuwun), sudah membaca Euro trip ini hingga akhir, saatnya kembali ke aktivitas rutin lagi…

Selamaat bekerja!! dan Semaaangaat!

Wonderful Lauda Kőnigshofen..(Euro Trip II)

Lanjut nih yaa… Mumpung lagi insomnia (Lagi!!) ini bagian ii dari Euro Trip.

1 Desember 2013

Maskapai penerbanganku, Etih*d, dan ada transit di Abu Dhabi. Perjalanan dari Jakarta (Soe Hat) menuju Abu Dhabi sekitar 7 jam kurang. Berangkat dari Soehat jam 18.00 sore, lumayan boring juga di pesawat, tapi, tapi, Etih*d ada personal LCD (movies, songs, flight, maps, dan Al Quran juga ada). Nonton Before Sunrise -nya Ethan Hawke dan Julie Delpy, tapi gak seru sama sekali, udah gak ada subtittlenya pakai bahasa Inggris pula. Alamaak! Jadi ceritanya dua sahabat yang bertemu lagi setelah 9 tahun berpisah dan mereka pernah berjanji untuk bertemu di Vienna, tapi janji itu tidak ditepati. (Ini bukan adegan lho ya, cuma dari pembicaraan doang, film dg biaya produksi murah~ngobrol terus dari awal sampe akhir.hehe..) tapi heran di IMDb dapat nilai 8. Jadi penasaran, mungkin saja karena aku gak bisa bahasa Inggris ya dengerin obrolannya jadi sakit..hehe.. 20 menit setelah film itu, ganti dengan Despicable Me II yg unyu2 banget minions – nya… ceritanya bagus tapi kurang seru sedikit..(halah!) Ceritanya, Gru direkrut jd mata-mata oleh Anti Villian League untuk menghentikan kriminal. Di situlah Gru bekerja sama dengan Lucy sebagai partner agen. (sedikit mudah ditebak, akhirnya suka, jadian, menikah, misi menghentikan penjahat selesai tuntas), tapi animasinya baguus..Jooss!

Gak terasa setelah selesai nonton film itu, tertidur, bangun2 sudah kurang 1 jam perjalanan, eh dapat makan lagii.. asiik dapat lah sandwich isi ayam, hangat yummy… Sampai ke Abu Dhabi jam 22.45 malam. Eh pesawat delay 1 jam..mabook deh, di Bandara sempet 4 jam cengur. Tidur juga gak nyaman, mau makan juga gak laper. Akhirnya jam 3.10 kami terbang menuju Bandara Frankfurt (Jerman). Sudah gak bisa tidur, ntn film lagi, kali ini Now You See Me (2013), aku suka tokoh agen FBI-nya Mark Ruffalo sebagai Dylan Rhodes, Hulk yang keren.hehe.. Ceritanya tentang pesulap dan mentalist yang tergabung dalam 1 grup, dan terindikasi mencuri uang di sebuah bank Paris, Perancis. Setelah itu, agen FBI memburu mereka tapi selalu gagal. Antara percaya magic dan reality. Seruu banget deh, tapi kok ya di IMDb nilainya 7.3? Gak salah?

2 Desember 2013

Tak terasa pagi menjelang, berada di pesawat sekitar 6 jam dari Abu Dhabi ke Frankfurt dan sampai di Frankfurt pukul 10.15 waktu Frankfurt. Sesampainya di Frankfurt, kami mengendarai shuttle bus menuju terminal 1 Frankfurt Flughafen (st. Kereta api khusus bandara), bener2 efisien sekali transportasi di sini. Kita tidak perlu jauh2 jalan/menuju transportasi lain. Jd kadang stasiun gabung di dekat terminal. Keren bukan? Mungkin bisa kita adaptasi di sini, sehingga lebih praktis dan efisien. Misalnya st. Tanah Abang digabung dg bus way, jd satu tempat terminal transportasi. Ah, mimpi..

Selanjutnya menuju kota Lauda Kőnigshofen, sebuah kota kecil di tenggara Jerman. Termasuk wilayah Baden Wüttemberg,  Stuttgart.  Di st. Frankfurt flughafen, jgn dikira seperti st. umumnya di Indonesia, karena jarang sekali ada petugas yang mondar mandir. Di sana semua org sudah tertib dan displin, sempat kesulitan mencari tempat tiket dan petugas. Dan memang tidak ketemu sama sekali dg petugas kereta. Beruntungnya, aku dan temanku menemukan informasi sekaligus tempat penjualan tiket kereta. Akhirnya kami membeli 2 tiket menuju Lauda. Daan.. ternyata jurusannya itu ganti sodara2 menjadi Gerlachçheim (membaca saja aku sulit, apalagi ngucapinnya! Huahaha). Gilanya lagi, ganti peron pula, dan semua di papan informasi belum diinfokan bahwa kereta yg menuju Wűrzburg ganti peron 5. Sempet muter2 gak jelas 40 menit, luckily kita gak ketinggalan kereta.

Akhirnya kita sampai di st. Lauda sekitar pukul 13.15, setelah selamat juga transit di Würzburg.
Eh, pas browsing nemu ini st. Lauda pada tahun 1817, wedeeew..kita masih dijajah kali ya?? foto ini diambil dari (thanks to) wikipedia.

Lauda-1871

Setelah melihat foto st. Lauda masih tetap sama tidak berubah. Entah tahan lama, atau sudah direkonstruksi mendekati asalnya ya? Jadi memang terlihat kuno dan eksotik banget.

Alhasil, setibanya di st. Lauda, taxi gak ada, angkot kagak ada pula. Taapi, herannya, begitu kita turun di st. Lauda hal yang kita pikirkan adalah MAKAN SIANG.. Huahaha.. secara yaa, rasa lapar mengalahkan segala. Sebelumnya kita gak terlalu ngeh juga kalau mau naik apa ke hotelnya. Sebelumnya sudah tanya petugas di st. Dia bilang “ini jauh, tidak mungkin jalan kaki, jauhnya sekitar 5 km. Tapi bisa mencari taxi di depan.”

Sudah yakin dengan keberadaan taxi secara aman dan nyaman kita makan, luckily pas di depan st. Lauda ada kebap Turki2 gt lah. Langsung cap cus ke sana. Alhamdulillah halal (info dari penjualnya).  Setelah makan niih ya, baru bingung mau naik apa? Sebenarnya penjual baik, sudah mau memesan taxinya. Tapi mungkin karena kita salah sangka atau bagaimana ya kita uda selesai makan, langsung aja pergi dari kedai kebap itu. (Seingatku: dia bilang 25 menit lagi taxinya ada.)

Tapi ya dasar agak2 error (mungkin faktor lelah setelah seharian di perjalanan). Setelah itu, bingung dah, nunggu taxi kok gak ada ya? Uda 15 menit. Di situ sepi banget deh, kalau pun ada org ya cuman satu-dua  aja, trus jalannya cepet banget. Beruntung ketemu bapak-bapak tua lewat, kita tanya tapi kita juga gak terlalu ngerti ngomong apa. Lha bahasa Jerman..Huahaha… Cuma tau kalau hotelnya itu sekitar ±5 km, tidak mungkin jalan. (ini bahasa gesture saja)

Barulah berusaha telp taxi, taxi itupun juga bingung telpnya kemana ya? Mana gak langgangan internet lagi, jd bingung kan mau menghubungi orang gmn? Telepon umum juga gak keliatan batang telponnya. Di depan st. itu ada tempat wesel , kantor pos, dan travel agent jadi satu ruko gt. Kita antri, karena ternyata belum buka, heran juga sih kok ada mas2 berdiri di depan pintunya, ternyata blm buka doong. Padahal itu jam 14.00 waktu setempat. Tapi uda gak nanya2 lagi kenapa tutup. Setelah itu, langsung kita ke travel agent untuk memesan taxi. “Taxinya sekarang tidak ada. Kalau mau pesan taxi butuh waktu lama, kalian harus menunggu 1 jam lagi.” Kata bapak2 travelnya.

“Apaaa?!? Yaaaelaah, tau susah dapet taxi mbok ya tadi pesen taxi dulu yaa, trus makan siang.” Batinku.

Trus minta tolong telponkan hotelnya, tapi tidak terhubung. Kita gak enak yo, merepotkan bapak agen travel itu, akhirnya kita nanya telepon umum. Ternyata ada di depan kantornya sodara2.. Memang agak susah juga, telpon hotelnya, gak nyambung2. Akhirnya berhasil setelah beberapa kali mencoba. Telpon sana juga bingung no.nya yang dipakai yg mana, ternyata 4 angka belakangnya. Setelah nunggu 15 menit dengan udara dingin sekitar 3°C, sopir hotel datang. Alhamdulillah…

Memang… Jauuh hotelnya dan tidak ada kendaraan, gempor juga ya jalan kaki? Sepanjang jalan juga sepi dan ladang2 yang luas melintang. Mungkin di sana istilahnya kampunglah, tapi kampungnya bagus sih.

Kita menginap di Reb*nhof hotel, bintang 3. Lumayan.. Tapi setelah masuk kamar, wedeeew.. luas seperti apartemen, ada dapurnya juga lhoo.. Kita menginap di sana 1 hari, tepatnya 2 hari 1 malam.

Malam harinya, kita dijamu dinner oleh pihak Marketing dari supplier. Sebenarnya aku sudah curiga mau makan dimana (kota sepi dan tenang), excited banget. Ternyata dinner-nya di situ2 aja (di hotelnya).

Kemarin makan spaghetti khas German dengan daging rusa. Pas makan tuh baru inget ini halal gak ya? Mau gak dimakan gak enak uda pesen, kan ditraktir. Tapi kenyang juga, rasanya aneh (kurang bumbu), sauce-nya warna hitam. Waduuuh, jadi makin aneh kan.. Tapi spaghettinya enak agak kasar dan gak kenyal seperti spaghetti Italia yang aldente. Hehe..

Tapi karena setelah perjalanan selama 32 jam, rasa kantuk sangat mengganggu, karena uda very sleepy I am. Akhirnya mengundurkan diri, padahal waktu menunjukkan pukul 20.00 waktu Lauda.

Malam itu tanpa basa basi lagi kami tertidurr lelap karena keesokan harinya akan dijemput pihak perusahaan untuk “”Trraaaining”” (*ah jgn mengungkit masa lalu). Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 waktu Berlin dan sesungguhnya 03.00 WIB. Pantees uda gak nyambung ngomong ama bule2 tadi..(Huahaha bukan efek gak nyambung tapi efek bhs Inggris yang pas2an).

3 Desember 2013

On “the day” that the most important day on this trip, we got up earlier. We had a breakfast in hotel restaurant. Unfortunately, we were not really eating at all because of unknown ingredients of the food. Then, taking some picture in -3°C. After that, we were matching all outfits for a couple minutes and was trying to get impressed by exotic batik wear. Finally, we wore an Indonesian traditional fabric which is called batik sodara2…(hehe) also had the same motive pattern (even the same size actually) that we got for free from an International DME conference 8th.

Ternyata oh ternyata, kami harus langsung pergi dari hotel pagi itu juga. Kami baru tau setelah pihak supplier Jerman memberitahu bahwa akan langsung diantar ke st. Lauda. (Ooh C’mon!) Kami belum sepenuhnya menikmati Lauda Königshofen dengan ladang anggurnya. Tapi memang susah akses dari hotel ke tempat wisata tanpa mobil pribadi. Ya manut-manut aja. The worst thing is having a 3-hour meeting with the supplier. It was jokes, wasn’t it? But I couldn’t say anything because the supplier said that were all the best their can do for us because of lack information from Asia Marketing what we really want to know.

Tapi ya gimana lagi. We can’t spent all the trip with feeling guilty and disappointed, however enjoy the trip in the rest. Jam 12 tepat waktu Lauda kami diantar ke st. Lauda tanpa makan siang dulu, karena kereta 10 menit lagi datang. Perkiraan perjalanan 1 jam 10 menit. Kami akan kembali ke kota Würzburg stasiun dimana kita transit pertama kali. Stasiun selanjutnya, Würzburg Main Hbf, Haupfbahnhof.

Selamat datang di Wurzburg! =)

Preparation: new journey new experience… (Euro Trip I)

Alhamdulillah.. long time no see this blog. I miss writing much. I got an addiction writing again because of this insomnia…:( should I sad? I hope I am going to sleep well soon.

Tepatnya tgl 2 Desember 2013 adalah perjalanan dan pengalaman takterlupakan dalam hidup (selain menikah, punya anak, pacaran pertama, ke cina,dll) *lha kok byk juga ya yg spesial. Apakah itu? Perjalanan pergi ke Eropa. Seumur hidup gak pernah kepikiran itu, sanggup secara finansial pun tidak. *lho knp kok ujug2 ke Eropah?* pasti kepoo? Karena sodara2 tidak terlalu mengenal saya tak apalah saya crita. Semoga cerita ini bermanfaat.

Kepergiaan saya ke Eropah ini karena ada mandat training di sana, walaupun actually not really got training. Training apa cuma 1 hari saja, lebih tepatnya mendengarkan presentasi dari pihak Jermannya. Yang perlu disiapkan adalah paspor dan tentu saja visa Eropa. Paspor, alhamdulillah lancar jaya. Untungnya sudah jauh2 tahun sebelumnya buat, tapi tidak terpakai. (Alhamdulillah akhir tahun ini..). Mengurus paspor bukan hal yang sulit, yang perlu disiapkan adalah mengisi formulir pendaftaran secara online. Untuk prosedurenya sudah banyak yang mengisi, karena saya bikinnya tahun 2012, mungkin saja tiap tahun berbeda. (dan sudah agak lupa!). Ini ada prosedur mengurus paspor. Dan asli tidak seribet yang dibayangkan, no calo2. Minggu sebelumnya daftar  secara online, terus ada tanggal kesediaan menyerahkan berkas (karena waktu itu, suami gak ada, jadinya mundur waktu wawancaranya, harusnnya hari itu juga bisa), setelah itu 1 hari kemudian wawancara dan foto. 4 hari kemudian selesai sudah paspornya.

Nah yang paling pusing adalah mengurus visa, yang ribet adalah undangan dan sponsor. Kalau yang lain mudah.

  1. Mengisi formulir aplikasi visa.
  2. Foto berwarna dengan latar belakang putih, (3×4) 2 lembar.
  3. Surat sponsor berbahasa Inggris di atas kop surat perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja. Jika ada orang lain/anggota keluarga yang ikut bepergian maka dicantumkan nama dan status orang tersebut. 
    • Jika jabatan General Manager, Direktur, Presiden Direktur, atau Komisaris harus disertakan fotocopy NPWP dan SIUP.
    • Jika memiliki bisnis sendiri dan tidak ada kop surat perusahaan maka surat diketik diatas kertas putih polos dengan di cap toko dan sertakan fotocopy NPWP dan SIUP.
    • Jika disponsori oleh anak maka lampirkan fotocopy akte kelahiran anak yang dapat membuktikan hubungannya.
    • Jika disponsori oleh menantu maka lampirkan fotocopy akte nikah anak dan akte kelahiran anak yang dapat membuktikan hubungannya.
    • Jika status pensiun maka surat diketik diatas kertas putih polos dan ditanda tangani sendiri.
  4. Bukti keuangan 3 bulan terakhir berupa fotocopy rekening koran atau buku tabungan (dari halaman depan yang tercantum nama dan nomor rekening sampai dengan halaman terakhir transaksi) minimal Rp. 50 Juta/orang.
  5. Fotocopy Kartu keluarga.
  6. Jika nama yang tertera dipaspor beda maka lampirkan fotocopy surat ganti nama.
  7. Jika istri ikut bepergian, lampirkan fotokopi akte nikah. 
  8. Jika anak ikut berpergian dan masih sekolah, maka lampirkan :
    • Fotocopy kartu pelajar
    • Surat keterangan sekolah asli
    • Fotocopy akte kelahiran
  9. Surat ijin dari orang tua yang dilegalisir oleh notaris bila anak tersebut berangkat dengan orang lain atau surat ijin dari salah satu ayah/ibu seandainya anak tersebut berangkat dengan ayah/ibu saja.
  10. Jika ada anak yang tinggal di Belanda, maka lampirkan fotocopy paspor, visa, akte lahir dan undangan.
  11. Print out reservasi tiket.
  12. Konfirmasi hotel selama perjalanan di Eropa.
  13. Asuransi perjalanan yang berlaku selama masa tinggal di Eropa dan uang pertanggungan USD 50.000 atau EURO 30.000.
  14. Formulir yang telah diisi lengkap dan ditanda tangani oleh pemohon. Untuk anak yang belum mempunyai KTP, formulir ditanda tangani oleh kedua orang tuanya.

Yang diwarnai merah2 saja yang aku siapkan. Memang ada beberapa kendala antara lain, surat undangan sponsor yang mepet dengan keberangkatan dan kadang surat undangan sponsor salah (biasanya harus mencantumkan bahwa semua biaya tiket dan akomodasi harus dicover oleh sponsor). Kemarin sempat salah surat sponsor karena belum mencantumkan kesanggupan menanggung semua biaya dan salah kop suratnya, ternyata undangannya ke Belanda tapi kop suratnya Singapura, ya salaah tho ya?? Saya aja bingung, dan gak ngeh salahnya begitu, berhubung waktu mepet, akhirnya minta lagi surat undangan dari sononya. Akhirnya setelah hampir setengah bulan surat undangan itu ada. Kita buru2 mendaftarkannya lagi by online. Nah, selanjutnya ini kita akhirnya mengirim aplikasinya by kedutaan Jerman. Karena sebenarnya kita diundang 2 perusahaan, di Jerman dan Belanda. Nah, yang perusahaan Belanda itu, kop suratnya dari cabangnya yang di Singapura. Akhirnya lewat kedutaan Jerman yang dengar2 persyaratan reservasi hotel harus ada dan prosesnya seminggu setelah wawancara.

Berangkatlah kita ke Eropah, tapi masalahnya lagi adalah keberangkatan kita pas musim dingin (Winter). Searching lah diri ini untuk mencari2 kehangatan..hehe mulai dari, jaket winter, sweater, syal, topi (bukan sembarang topi tapi yang utk musim dingin), kaos kaki, dan dalaman (long john). Setelah searching2 di internet, ketemulah beberapa toko seperti Laxmi, Djohan, Farina Busana, Pasaraya Blok M, Limited (Pejaten Village) –> sudah tutup *noted, Heritage (Pejaten Village) –> ada sedikit dan gak lengkap.  Hanya itu yang sudah ku survei, dan memang winter outfits are so expensive, paling yang murah sarung tangan..hehe. Pertama, survei ke Pasaraya Blok M, tempatnya ok punya, lengkap banget winter outfit (tapi agak berat di kantong, tapi ya mau nyari bahan dari apa? bulu ayam? hehe..), untuk jaket recommended dari bulu angsa. Untuk sarung tangan dan kaos kaki recommended berbahan wool. Di pasaraya sangaatlah lengkap, mulai dari jaket, ears puff, kaos kaki, long john, syal dan topi yang sewarna. Pokoknya surga bagi para pemburu winter outfit, karena bugdet minim, semua barang dikembalikan ke tempatnya masing2.haha.. (alias gak jadi). Akhirnya keesokan harinya pagi2, aku dan my husband nyoba ke toko Djohan dan Farina, tapi sepertinya mereka satu keluarga jadi barang2nya sama. Di toko ini barang2 juga banyak tapi, banyak juga yang out of stock. Jd kadang tinggal yang digantung aja. Tapi pada akhirnya dapat juga jaket bulu angsa dengan topi yang berbulu2 merk s.Oliver lumayan keren, liat harga Euronya kagak nahan Cyyyn 149 €, di Djohan hanya 700 ribu Rupiah Cyyyn.. Cucok deh harganya, lanjut beli long john, syal, dan topi winter. Yeeeay~!

Tips lainnya: Untuk kaos kaki, aku sendiri sudah membuktikan gak perlu sepatu yang khusus juga bisa kok, selama suhunya hanya mencapai ±5°C. Aku hanya beli sepatu sneakers biasa yang penting enak dipakai. Sebelumnya beradu argument dengan suami karena dia tidak yakin kalau cukup dengan pakai sneakers. Tapi Aku sudah buktikan, dan lagi kaos kakipun gak perlu terlalu pusing harus wool, memang recommended tapi kalau di rumah ada yang kaos kaki sporty, bisa dipakai. Sudah penulis buktikan deh. Dan lagi,,, syal tak perlu harus baru dan wool, sudah kubuktikan dengan memakai syal yang biasa dipakai org naik haji (entah apa namanya, setelah searching: Sorbaan cyyn) itu juga sudah cukup membantu kita dengan suhu ±5°C. Sebenarnya cukup nekad juga sih aku berangkat dengan kaos kaki dan syal sorban yang apa adanya, hanya berbekal beli long john dan winter coat/jacket tapi toh juga survive! So don’t worry if you don’t really have money for preparation, just bring all wraps stuff (sweater, cardigan, kaos kaki yang sporty lhoo yah)

Setelah semua perbekalan siap, saatnya pergi, nah untuk di airportnya hanya tiket, paspor bervisa, dan surat undangan jangan lupa di print. Alhamdulillah di Bandara Soekarno Hatta tidak ada masalah, petugas imigrasi hanya menanyakan berapa hari dan untuk apa ke Jerman. Maskapai ke Jermannya adalah Etihad, dan pastinya transit dulu. Etihad ini transit di Abu Dhabi Uni Emirat Arab Saudi. Gimana pengalaman selanjutnya…

Ganti judul kali ya biar agak match… haha See you next..

life, die with krl

Ini sama seperti aku yg tergantung sama krl (komuter line) jurusan serpong-tanah abang. Sedihnya, kemarin 9 Des 2013 telah terjadi kecelakaan kereta api menabrak truk tangki LPG, dan sudah pastinya terjadi pula kebakaran.

Sering aku dan suami lewat daerah situ memang selalu ramai karena merupakan titik meeting point dari berbagai arah dan anehnya tidak ada peraturan yg mengatur Lalu lintas daerah itu. Sebaiknya ada rambu lalu lintas paling gak traffic light,  atau ada aturan yang menutup beberapa jalan kecil yg tidak boleh lewat dari berbagai arah.

Tapi ya sudah terjadilah kecelakan kereta lagi, sehingga menyebabkan lalu lintas macet total di daerah tsb. Kecewanya lagi, mengapa pt.k*I tidak berusaha jujur terbuka dalam hal informasi keberangkatan. Kmrn sore berita di tv, ‘kereta akan kmbali normal besok pagi’. Kenyataannya, banyak penumpang krl yg tertipu.

Sebelumnya juga begitu, kadang kita menunggu lama di stasiun, tanpa ada penjelasan kenapa terlambat,dll. Ah sudah lah.. memang kita tidak pernah serius melakukan sesuatu dan memberikan pelayanan optimal. Mungkin kalau kita serius melakukan apapun keadaan akan lebih baik.

Yuuks mari, skr aku sedang naik angkot mencoba menempuh jalan darat dg bus. Ini sang sopir sedang asiik berdangdut koplo.. “jug ijag ijug ijag ijug.. kereta Berhenti”

Hari ini, tgl 11 Desember 2013 KRL kembali beroperasi. Alhamdulillah, walaupun tidak seperti biasa, kecepatan masih sekita 20 – 40 km/jam tapi penumpang cukup interest dan kembali menggunakan kereta. Takjub, ternyata memang KRL adalah solusi transportasi massa untuk masa depan. Kelihatannya kereta api sudah mulai mengarah yang lebih baik, sudah tidak ada kaki lima, lebih tertib, dan lebih nyaman dari sebelumnya. (kenyamanan seseorang relatif ya..ini “sebelumnya”)

Terus berkarya dan berkembanglah Kereta Api Indonesia, mungkin suatu saat bisa menandingi kereta Jerman (DB Bahn) (cuma kereta ini yg pernah dicoba penulis di negara lain..hehe ).

Amiin..

insomniac through socmed

Semenjak kepulanganku dari LN, aku bak burung hantu di malam hari. Entah karena jetlag atau memang insomnia.. atau mungkin juga dari jetlag berubah ke insomnia. Dan buruknya hobby ku yg lama telah aku tinggalkan kembali lagi.. apakah itu? Browsing gak jelas, kalau blogwalking okay lah yah? Ini faceb**kwalking alias kepo. The worst things I have done, I looked all posts and photos that made me feel unwell when reading all status and something related to. It is not about jealousy but curiosity to know about someone that will make yourself stuck. Jeleknya sudah hari kedua sejak kepulangan ku dari perjalanan total 33 jam. Berangkat jam 15.00 sampai rumah keesokan harinya 00.00. Nanti aku ceritakan di bab lain tentang wonderful journey in this year.

Balik lagi ke laptop. Yang pada akhirnya akan merasa bahwa “rumput tetangga selalu nampak lebih hijau”. Padahal mungkin gak selamanya rumput itu hijau. Tapi pada akhirnya ajang sosmed lebih kepada unjuk diri dan menutupi kepura puraan. Hehe.. ada positifnya adalah orang akan tahu siapa anda hanya dg sekali klik mulai dari hobby, kegiatan, sak perasaan (lagi galau, happy, somplak,dll). Negatifnya all about you is easy to find it. You will not be surprised by someone because everyone know you well in socmed. Easy to predict what you are thinking about, going to do, and not surprising anymore in the rest. Dan bahkan setelah tahu dg sekali klik, org berpikir ya begitulah anda yang ada di socmed. Jadi ingat pepatah lama ‘diam adalah emas’ mungkin cocok untuk ini. Tapi tak selamanya juga emas kalau tidak pernah diasah dg ilmu&kebajikan.

Kalau saya ya sebaiknya tidak terlalu menutup dan juga sebaliknya mengumbar. Kalau memang org ingin berteman pastinya, akan lgs japri/kontak dg kita melalui socmed, bukan berteman karena hanya ingin tahu kisah hidupnya. Padahal yg mungkin kita berpikir kehidupan org lain yang kita pikir indah. Kita tidak pernah tahu dibaliknya. Karena itu ‘semut diseberang nampak, sedang gajah dipelupuk mata tak nampak’. Kita sering kali lupa hal2 besar yg indah yg ada didepan mata, tapi malah tersadar dg kebahagiaan yg kecil yang diupload org lain. Nikmatilah kehidupan setiap detiknya. Selalu belajar to be the best everyday. Karena sedetik takkan kembali, jgn membuangnya dg kepo yg sia2 tanpa tujuan dan ‘wasting things’ in your mind. (Ngilike awake dewe) hehe