Ini pas seminggu kepulangan, kok tetep insomnia ya? Do any suggestion for coping this sleeping disturbance?
Ohya, kenapa judulnya ada love2nya? Karena kota itu sangat romantis dan sangat menjaga kearifan lokalnya. Entah knp aku masih berpikir bahwa kemarin mimpi, tak menyangka sepulangnya dari sana masih terbayang2 keindahannya. Padahal waktu di sana, malah pengen pulang terus kepikiran yang di rumah.
I hope I am going there for the second time, of course with lovely family.
—
3 Desember 2013
Perjalanan siang itu, dimulai dari st. Lauda ke st. Würzburg Hbf. Dengan baik hatinya, supplier Jerman mengantar kami sampai st., membantu membelikan tiket, memberi kami peta hotel (menyarankan jalan kaki) dan langsung “Tschüss”..
Sekitar jam 12.10 kami berangkat ke Würzburg Hbf, perjalanan ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Kebetulan kami pulang barengan dengan selesai sekolah, jadinya wadeew rempong banget deh, banyak anak2 sekitar sd-smp rame bgt, cerita2, daaan berisik.. hehe.. Jadi seperti kita di Jakarta, misal anak2 kita sekolah di Jakarta naiknya dari st. Tanah Abang menuju st. Serpong dan sekitarnya, tapi nyaman banget, penumpangnya sedikit (heran, yg lain2 org dewasanya kemana semua ya?) dan hanya anak2 itu, paling yang dewasa satu dua org (kami aja) sisanya anak2 (berisik itu). Jadi seperti naik bus jemputan sekolah (*berasa seumuran gitu).. haha..
Sesampainya di st. Würzburg Hbf. kami langsung menuju hotel yang sepertinya setelah jalan kaki sekitar 1,5 km, lumayan juga kalau jalan sih gak terlalu lelah, tapi kita bawa koper segedhe gambreng itu yang bikin tangan linu. Huahaha…
Setalah sampai hotel Ib*s, kita speechless pas lihat dalamnya. Jauh lebih sempit dari hotel R*benhof, kira2 cuma selebar ruang tamunya di sana (*paling 3,5 x 4). Trus tidak ada fasilitas apa2, no bathroom kit (sikat gigi, shampoo, sabun, shower cap, dll. *parah*), dan no heater (tidak ada teh, kopi dan air mineral *lebih paraah lagi*). *widiih annoying bgt. Gimana kalau pas malam2 pengen ngopi dan ngeteh? Akhirnya telp resepsionis, “Mbak, ada air panas gak?” “Kalau ingin air panas turun ke bawah” “Mbak, bisa nyediain heater di kamar gak?” “Nggak bisa, kalau ingin air panas langsung turun ke bawah dan gak ada pelayanan kamar.”
Kurang lebih begitu info dari resepsionis. Heran ya? Bener2 harus mandiri deh hanya karena ingin air panas. Malam itu kami akhirnya keluar melihat2 daerah setempat, sekalian beli makan malam. Jalanan sepi (*sekali lagi mungkin karena bukan kota besar*) hanya terlihat beberapa mobil, apalagi orang di luar, bisa dihitung dengan jari. Terlihat ada restaurant Asia tapi harga lumayan karena kita lihat sekitar 12 €/makan/orang. Karena perut agak kembung gara2 makan malam daging rusa gak jelas, kami memilih untuk pizza saja (*roti*). Kami memesan ukuran sedang, 26 cm, lumayan juga untuk perut orang Asia (*dan lebih romantis pastinya*). Waktu pun cepat berlalu, kami bersiap menghadapi hari ini esok tanpa rencana, hanya berbekal peta lokasi lokal yang tertera lokasi2 wisata/unik dari kota Wuerzburg.
—
4 Desember 2013 – 5 Desember 2013
Perjalanan dari Ibis menuju market square. Kenapa ya pasti hal pertama yang diserbu adalah pasar? (sampe pake underline dan bold) sebegitu pentingnya tempat ini buat kami. Karena lha gimana, belum berangkat aja uda banyak yang minta oleh2..Yaa elaah! huuuff, pijit2 kening. *pusing* “Jeng jgn lupa oleh2nya yaaa?” Padahal sayah dan temen saya itu pengen hidup bebas seperti burung, ahahahay lebay. Kita orang Indonesia, jiwa kekeluargaannya sangat erat, jadinya temen gue dong beli 10 snow ball tau gak?? Sayah sendiri beli 5 snow ball untungnya (karena 1 nya titipan temen kantor)
“Don’t say you want to buy snow ball again… I can’t believe it you’ve just bought snow balls again.” katanya penjualnya sambil mengetawai kami. *Kami juga tidak percaya dg kenyataan ini*
Yaelaah, biasa aja kali mbaaak… kita orang Indonesia you know? Bu dhe, Bu lik, kakak, adik, pembantu, ponakan, jgn lupa masukin ke list “gift member” (temen sayah sampai bikin daftar org yang akan menerima snow ball). Uda bolak balik 3 kali ke toko souvenir itu buat beli snow balls secara toko souvenir itu yang jual snow balls termurah setelah survey kemana2. Untungnya saya cuma keluarga kecil saja, jadi hanya kel suami saya dan kel. saya, itu pun gak ribet dibanding temen saya. Hehehe..
Oleh selanjutnya yang kita serbu adalah gantungan kunci, masalahnya adalah harga dari gantungan kunci ini 5,29 € bo’ (kurs-in sendiri). Terus temen2 kantor dikasi apa? (Nah, saking eratnya kekeluargaan, kami juga secara tersirat tidak wajib membawa oleh2), akhirnya karena mahal kami pun membawa sekitar 45 pernak pernik asal Jerman ini, lumayaan juga khan? Tapi, sisi baiknya hal itu menunjukkan bahwa kita orang Indonesia saling peduli satu sama lain. We love Indonesia!!
Berikut ini foto2 Wuerzburg yang terambil oleh kami.
Pasar!!!
(*Jgn pasar lagi…*) oke..oke..
Sebetulnya banyak lagi foto2nya, tapi itu2 yang bagus2..(*yang lain foto narsis*) ahahahay.. Udahlah yaah ini uda gak wajar penulis terlalu banyak nampang..
Sampai dengan hari terakhir pun, kami habiskan dengan jalan2 dan makan kebab di kedai pinggir jalan seharga 4 €. Rasanya kami ingin lebih lama menikmati kota di sisi lain juga ingin cepat pulang karena keluarga terkasih menunggu kedatangan oleh2 kami (dan tentu saja dompet sudah menjerit)).
Yang pasti pengalaman itu membuka pikiran sayah bahwa kadang kita seenak2nya membuang sampah sembarangan, corat-coret di tempat umum apalagi tempat wisata, padahaal tempat2 wisata itu adalah sejarah dan budaya yang merupakan warisan bangsa paling berharga yang harus kita jaga sebaik2nya, karena sejarah dan budaya menunjukkan identitas bangsa yang sesungguhnya.
Sebenarnya bersikap ramah, murah senyum, pelayanan prima, rapi, bersih, dan indah juga aset lho.. Padahal itu bisa bernilai investasi yang tinggi. Bayangkan punya kota wisata yang bersih, rapi, dan nyaman? Berapa banyak wisatawan yang datang berlibur? berapa banyak souvenir yang terjual? Berapa banyak makanan yg terjual? Hotel laris manis!! Berapa banyak yang akan dipekerjakan? Sungai2 di Jakarta bisa dipake wisata boat? Guide, petugas hotel, penjual souvenir, penjualan makanan, petugas security, petugas kebersihan, penjual baju, petugas boat?? See, bisa bayangkan??? Besarnya impact dari hidup bersih, rapi, dan serius dalam bekerja???
Sayangnya, kadang kita sembrono, bangun ini itu tanpa perhitungan, jalan asal tambal, gak serius mengadakan trayek angkot, sering kecopetan di pinggir jalan, jual makanan sembarangan campur ini itu zat kimia dan pewarna, jualan sambil cemberut. Gimana mau narik wisatawan? Orang ogah dong, maunya wisata malah apes…
dan seenak2nya di Würzburg, masih enak kumpul keluarga dan makan nasi+sate!!
Auf wiedersehen Würzburg!!
Dankè Schoen (matur nuwun), sudah membaca Euro trip ini hingga akhir, saatnya kembali ke aktivitas rutin lagi…
Selamaat bekerja!! dan Semaaangaat!