Proses Pemurnian Minyak Nabati secara Fisika dalam Industri

Setelah kita mengetahui proses pure plant oil secara kimia dan fisika. Aku mau bercerita tentang proses pemurnian minyak nabati secara fisika dalam industri refining minyak nabati. Karena saat ini aku sedang menggeluti bidang ini. Aku sempet stress juga pertama, karena sulit sekali mencari literatur yang berkaitan. Aku sebenernya juga belum terlalu paham juga mengenai itu tapi mungkin ini hanya sebagian kecil dari yang kutahu. Mungkin juga ada masukan dan saran, aku sangat harapkan! Hahaha… Kapan ceritanya klo gini, banyak pembukaannya…=P

Flowsheet industri

Pertama-tama bahan baku yang digunakan oleh plant fisika adalah crude palm oil (CPO) dari tangki penyimpan CPO (storage tank). CPO dialirkan dengan rate 35-60 ton/jam. Temperatur inisial CPO adalah 40 – 60 oC. Umpan dipompa melalui sistem yang mengembalikan panas (heat recovery system), yang plate heat exchanger bertambah menjadi 60-90 oC.

Setelah itu, kira-kira 20 % umpan CPO menjadi slurry dan campur dengan bleaching earth (6 – 12 kg/ton CPO) menjadi bentuk slurry (CPO + Bleaching earth). Pengaduk dalam tank slurry mencampur CPO dengan bleaching earth secara sempurna. Kemudian slurry menuju bleacher.

Pada waktu yang sama, 80 % CPO dipompa melalui plate heat exchanger (PHE) dan pemanas steam menaikkan temperatur CPO menjadi 90 – 130 oC (temperature yang diharapkan untuk reaksi antara CPO dan asam fosfat). Kemudian, Umpan CPO dipompa ke mixer static dan asam fosfat dengan dosis 0,35 -0,45 kg/ton. Di dalamnya, pengadukan secara intensif dengan minyak mentah untuk mempresipitasi gum (getah). Presipitasi gum akan meringankan proses filtrasi nantinya, mencegah pembentukan scale dalam deodorizer dan panas permukaan. Degumming CPO kemudian menuju bleacher.

Dalam bleacher, ada 20 % slurry dan 80 % CPO yang didegumming dicampur bersama dan proses bleaching terjadi. Proses bleaching termasuk penambahan bleaching earth untuk menghilangkan beberapa impurities yang tidak diinginkan (semua pigment, trace metals, produk oksidasi) dari CPO dan akan memperbaiki rasa aslinya, bau akhir, dan kestabilan oksidasi produk. Hal ini juga membantu mengatasi masalah proses berikutnya dengan adsorpsi trace sabun, pro-oxidant metal ion, dekomposisi peroxide, pengurangan warna, dan adsorb impurities minor. Temperatur dalam bleacher harus sekitar 100-130 oC untuk mendapatkan proses bleaching optimum untuk periode bleaching 30 menit. Steam dengan tekanan rendah dimasukkan dalam bleacher untuk menggerakkan slurry berkonsentrasi untuk kodisi bleaching yang lebih baik.

Slurry mengandung minyak dan bleaching earth kemudian melalui filter Niagara agar bersih, bebas dari partikel bleaching earth. Temperatur dijaga pada 80 – 120 oC untuk proses filtrasi yang baik. Pada filter Niagara, slurry melewati lembaran filter dan bleaching earth terjebak dalam lembaran filter. Sebenarnya, bleaching earth harus bersih dari filter Niagara setelah 45 menit operasi untuk mendapatkan filtrasi yang baik. Bleached palm oil (BPO) dari filter Niagara dipompa menuju tank buffer yang sebagai storage sementara sebelum proses lebih lanjut.

Pada umumnya, dicheck pada filter kedua, perangkap filter yang digunakan dengan filter Niagara untuk menjamin bahwa tidak ada bleaching earth lolos terjadi. Adanya bleaching earth mencemari deodorizer, mengurangi stabilitas oksidasi dari produk minyak dan berlaku sebagai katalis untuk aktifitas dimerizaition dan polimerisasi. Karena itu, beberapa koreksi dapat diambil secepatnya.

BPO keluar dari filter dan melalui rangkaian sistem pengembalian panas (heat recovery system), Schmidt plate heat exchanger dan spiral (termal minyak: 250-305 oC) heat exchanger memanaskan BPO dari 80 – 120 oC sampai 210 – 250 oC.

BPO panas dari spiral heat exchanger kemudian diproses ke tahap selanjutnya dimana FFA dan warna dikurangi dan lebih penting, menghilangkan bau menghasilkan produk yang stabil dan bau yang berkurang.

Dalam kolom pre-stripping dan deodorizing, proses deacidification dan deorization terjadi secara bersamaan. Deodorisasi pada temperature tinggi, vakum yang tinggi, dan proses destilasi vakum. Operasi deodorizer dengan alat: 1. Dearasi minyak, 2. Memanaskan minyak, 3. Steam strips minyak, 4. Mendinginkan minyak sebelum meninggalkan sistem. Semua material adalah stainless steel.

Pada kolom, minyak umumnya dipanaskan kira-kira 240 – 280 oC di bawah vakum. Vakum kurang dari 10 torr biasanya dijaga oleh ejector dan booster. Panas bleaching minyak terjadi pada temperatur ini melalui perusakan termal pigmen karotenoid. Penggunaan steam langsung (direct steam) menjamin pembuangan residu FFA, aldehida dan keton yang tidak diharapkan rasa dan baunya. Berat molekul yang lebih rendah dari fatty acid yang teruapkan naik ke kolom dan tertarik keluar oleh sistem yang vakum. Uap fatty acid meninggalkan deodorizer didinginkan dan dikumpulkan dalam kondensor fatty acid sebagai fatty acid. Fatty acid kemudian didinginkan dalam fatty acid cooler dan dikeluarkan menuju storage tank fatty acid dengan temperature sekitar 60 – 80 oC sebagai destilat asam lemak kelapa sawit (palm fatty acid distillate/ PFAD), by produk dari proses refinery.

Produk bawah (bottom product) dari pre-stripper dan deodorizer adalah refined, bleached, deodorized palm oil (RBDPO). RBDPO panas (250-280 oC) dipompa melalui Schimidt Heat Exchanger untuk memindahkan panasnya ke BPO yang masuk dengan temperature rendah. Lalu, melalui perangkap filter lainnya untuk mendapat minyak akhir (120 – 140 oC) untuk mencegah earth trace dari reaching tangki produk. Setelah itu, RBDPO melalui RBDPO cooler dan plate heat exchanger untuk memindahkan panas ke umpan CPO. RBDPO dipompa ke storage dengan temperatur 50 – 80 oC. (Galz-dari Refinery of Palm Oil)

14 Comments

    • Kalau pemurnian dengan asam fosfat yaitu disebut proses degumming. Karena pada umumnya asam fosfat digunakan untuk menghilangkan gum (getah) dan pengotor yang lain. Pemurnian minyak nabati ada 2 proses yaitu secara kimia dan fisika. Coba lihat pemurnian secara kimia.
      Atau mungkin Lilik bisa kasi gambaran pemurnian minyak seperti apa yang dimaksud? thx….=D

    • Maaf yaa…baru balas. Setelah diskusi dengan seorang teman juga yang ahli… Bleaching earth salah satu proses dalam palm oil refining, funsi dari bleaching earth adalah untuk mengadsorbsi zat2 yang tidak dibutuhkan dalam minyak, seperti keton, gum, warna khususnya warna merah atau kuning, albuminous matter, dan sabun . selain itu berfungsi sebagai koagulan sehingga kotoran mudah mengendap. Pasti warna minyak akan berubah, mungkin perubahannya tidak begitu signifikan.

  1. aslkam, mau tanya dong kalo proses bleaching earth pada minyak goreng bekas pakai apakah memang dapat menurunkan FFA? bagaimana dengan kualitasnya ya?? Berapa % kah minyak bekas ini mendekati spesifikasi minyak baru?? tambah tanya jga kalo minyak bekas dilakukan proses bleaching berapa lama ya umur pakainya??

    tks

    • @ yoseph: Setau saya bleaching earth digunakan untuk menjernihkan minyak. Untuk menurunkan FFA dapat di lakukan dengan proses kimia atau fisika. Bleaching earth tidak berpengaruh terhadap penurunan FFA. Untuk kualitas minyak goreng bekas pakai tentu saja lebih jelek daripd hasil olahn CPO. Karena dalam minyak goreng bekas mengandung formasi trans fatty acid, dimers hasil polimerisasi, dan hasil hydolisis pada saat menggorang.
      Kalau mengenai umur pakai minyak goreng bekas yang sudah dibleaching saya belum tahu. terima kasih…=)

  2. Unit vacum system itu terdiri dari ejector dan kondensor, ejector merupakan tabung steam penerima steam bertekanan lalu dialirkan ke hotwell sedangkan kondensor yaitu penerima air bertekanan lalu dialirkan ke hot well, ap bener statement ini?

  3. Assalammualaikum..
    Saya mau tanya, bahan penunjang produksi minyak kelapa sawit khan ada H3PO4 dan bleaching earth, dan air . yg mau saya tanyakan, kapan ditambahkannya asam pospat tersebut, terus kapan lanjut ke proses bleaching earth nya, dan kapan menggunakan airnya ??
    Trims 🙂

  4. Asam fosfat diberikan untuk menghilangkan gum pada minyak sawit. Diberikan sebelum bleaching earth, campuran CPO dan asam fosfat dicampur dan dipanaskan pada suhu 60 C. Selanjutnya ke proses bleaching earth untuk mencerahkan warna CPO.

    • Umumnya yg keruh mengandung lebih banyak stearin, sedangkan yang bening adalah olein. Menurut saya walaupun anda bleaching dalam ketel, tetap saja akan keruh kembali dalam suhu ruang. Memang dalam suhu yang lebih tinggi, stearin juga akan berubah menjadi bening juga, namun dalam suhu ruang akan kembali menjadi kristal dan keruh.

  5. Aslkm. Saya mau nanya. Berapa suhu optimum pada setiap masing masing proses dari bleaching hingga deodorisasi?
    pada proses degumming digunakan material asam fosfat,sedangkan untuk proses bleaching material yg digunakan material bleaching earth(BE).
    yg ingin saya tanya kan, apakah bisa digunakan material selain asam fosfat utk proses degumming dan BE utk proses bleaching.? Jika bisa coba jelaskan! Dan apa dampak nya terhadap produk?

    • Suhu optimum degumming sekitar 60 C selama 1 jam, tapi itu tergantung dari jenis minyak yg digunakan. Degumming terganutng dari jenis minyaknya apakah banyak mengandung gum/getah tidak? Ada 3 jenis degumming: dry, water, dan acid. Untuk minyak yg tidak mengandung getah, dapat menggunakan dry degumming. Untuk minyak yg kadar phosporus nya tinggi bisa menggunakan air panas. Acid lebih banyak digunakan karena hasilnya lebih baik (kandungan phosporusnya lebih rendah). Getah/gum ini dihilangkan untuk menghindari emulsi minyak dan air yg dapat mengurangi yield minyak.
      Pertanyaan kedua, saya kurang tahu mengenai hal itu. Anda bisa mencarinya di sumber lain. Semoga membantu.

Tinggalkan komentar